Pemasangan infus intravena (IV) adalah prosedur medis rutin yang vital untuk pemberian obat, cairan, dan nutrisi. Namun, meskipun umum, prosedur ini bukannya tanpa risiko. Penting bagi pasien dan tenaga kesehatan untuk menyadari dan mengenali berbagai Komplikasi Infus yang mungkin timbul, yang paling sering adalah infiltrasi, flebitis, dan infeksi. Pengenalan dini terhadap gejala ini krusial untuk mencegah kerusakan jaringan yang lebih parah atau penyebaran infeksi sistemik. Pengawasan yang cermat menjadi kunci keamanan terapi intravena.
Mengenal Infiltrasi: Ketika Cairan Menyimpang
Infiltrasi infus terjadi ketika ujung kateter infus keluar dari lumen vena, menyebabkan cairan atau obat merembes ke jaringan subkutan (di bawah kulit) di sekitar tempat suntikan. Gejala yang khas meliputi pembengkakan, rasa dingin di area tersebut, dan tidak adanya flashback darah saat dilakukan aspirasi. Aliran infus seringkali melambat atau berhenti total. Penanganan utama untuk infiltrasi adalah segera menghentikan infus, melepas kateter, dan meninggikan ekstremitas yang terkena. Ini harus dibedakan dari ekstravasasi, di mana obat yang merembes bersifat vesikan (menyebabkan kerusakan jaringan).
Flebitis Infus: Peradangan pada Dinding Vena
Flebitis adalah peradangan pada dinding vena, yang sering disebabkan oleh iritasi kimia dari cairan atau obat, iritasi mekanis dari kateter itu sendiri, atau infeksi. Tanda-tanda flebitis meliputi nyeri, kemerahan (eritema), dan rasa hangat di sepanjang jalur vena, serta teraba seperti tali yang keras (palpasi cord-like). Untuk menghindari Komplikasi Infus ini, ukuran kateter yang tepat, teknik aseptik yang baik, dan rotasi tempat infus secara teratur (biasanya setiap 72-96 jam) sangat dianjurkan.
Infeksi Lokasi IV: Risiko Paling Serius
Infeksi pada lokasi pemasangan IV merupakan Komplikasi Infus yang paling serius, berpotensi berkembang menjadi sepsis (infeksi sistemik). Infeksi biasanya disebabkan oleh masuknya bakteri dari kulit pasien ke dalam aliran darah melalui tempat penyisipan kateter. Tanda-tanda infeksi meliputi nanah pada lokasi infus, demam, menggigil, dan peningkatan jumlah sel darah putih. Pencegahan infeksi melibatkan sterilisasi kulit yang ketat sebelum pemasangan, penggunaan balutan steril yang benar, dan menjaga kebersihan tangan selama penanganan kateter.
Mencegah dan Mengelola Komplikasi Infus
Manajemen Komplikasi Infus dimulai dengan pencegahan proaktif. Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang harus diwaspadai, serta pemantauan rutin oleh perawat, sangat penting. Jika terjadi komplikasi, tindakan cepat seperti menghentikan infus yang bermasalah, memberikan kompres yang sesuai (dingin untuk infiltrasi, hangat untuk flebitis non-infeksi), dan memberikan pengobatan yang diresepkan (misalnya antibiotik untuk infeksi) akan meminimalkan dampak buruk dan mempercepat pemulihan pasien.